Penghancuran
Situs-situs Sejarah Oleh Kaum Wahabi Saudi
Saya hanya ingin menambahkan sedikit
saja tentang kehancuran Kota Madinah, yang saya saksikan secara langsung ketika
mengunjungi kota Madinah Al-Munawwaroh 17-20 Juli 2005.
Dari segi kemajuan tekhnologi tata ruang
bangunan dan interior sebuah kota, saya menilai Madinah sangat cantik dan
modern serta memiliki kemajuan yang sangat pesat sekali, terutama
bangunan-bangunan diseputar Masjid Nabawi dan tempat-tempat sekitar radius 5-10
kilometer dari Masjid Nabawi.
Namun dari sudut pandang sejarah, kota
ini seakan-akan tidak memiliki lagi latar belakang sejarah kegemilangan Islam
di masa lalu. Secara pribadi saya amat sangat menyayangkan situs-situs sejarah
banyak yang dihilangkan oleh pemerintah KSA yang berfaham Wahabi, seakan-akan
kota ini ingin dirubah seperti newyork atau ala singapura. Perubahan ini
terjadi dimulai sejak era tahun 1990-an, dimana kebetulan tahun 1993 saya juga
pernah mengunjungi kota ini selama 9 hari.
Perubahan yang terjadi dari hasil
pengamatan saya adalah :
1. Pemakaman syuhada Baqi, kalau
dulu tahun 1993 kita masih bisa ziarah dan memandang ke makam Baqi dengan hanya
berdiri seperti halnya bila kita berdiri diluar tempat pemakaman umum di
Indonesia.
Tapi perubahan yang sekarang adalah,
pemakaman baqi tidak bisa dilihat atau diziarahi hanya dengan berdiri karena
pemakaman itu sekarang sudah dikurung dengan tembok berlapis marmer setinggi
kira-kira 6-10 meter, sehingga kalau kita mau berziarah dan melihat makam
syuhada Baqi harus menaiki anak tangga dulu sekitar 5 meter.
Disamping itu kalau dulu kita
bebas berziarah kapan saja waktunya sesuai dengan keinginan kita, tapi sekarang
tidak sembarang waktu bisa kita lakukan, kecuali antara pkl 07.00 sampai
pkl.8.30 pagi waktu setempat. walaupun kita terlambat 5 menit saja, jangan
berharap anda bisa menaiki anak tangga karena diujung anak tangga sudah di
tutup pintu besi setinggi 3 meteran, dan bilamana sudah pkl.08.30 anda masih
saja berada di atas sana, askar2 kerajaan akan segera menarik-narik badan anda
untuk segera keluar dari sana. Jadi memang sekarang sangat dibatasi ruang
maupun waktu dalam menziarahi maqam Baqi ini.
Dan yang mengenaskan saya adalah,
dibawah tembok setinggi 6-10 meter itu sekarang sudah dibuat kios-kios kecil
sebagai tempat usaha para pedagang menjajakan barang dagangannya.
Entahlah… mungkin 15-20 tahun
kedepan Maqam Baqi mungkin sudah tidak ada lagi dan areal pemakamannya sudah
dijadikan gedung pasar yang modern. Menurut penilaian saya, penutupan areal
pemakaman dengan tembok setinggi 6-10 meter saat ini hanya sebagai awal saja,
dengan maksud supaya orang tidak lagi secara bebas berziarah kesana, sehingga
lama-kelamaan orang akan lupa untuk berziarah ke maqam Baqi ini. Akhirnya
setelah orang melupakan areal ini, generasi berikut tak ada lagi yang
mengetahui dimana areal pemakaman Baqi, selanjutnya mungkin akan dijadikan
gedung pertokoan, siapa tahu…?
2. Masjid Qiblatain, (masjid 2 kiblat),
dulu tahun 1993 masjid ini memiliki 2 mimbar, satu menghadap Makkah, satu lagi
menghadap Baytul Maqdis.Pada mimbar Baytul Maqdis tertulis dengan berbagai
bahasa termasuk dalam bahasa Indonesia, yang menceritakan bahwa mimbar ini
sebelumnya digunakan sebagai mimbar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
ketika shalat menghadap Baitul Maqdis, namun setelah turun ayat yang memerintahkan untuk merubah qiblat dari
menghadap Masjidil Aqsha ke Masjidil Harom, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam berpindah ke mimbar yang sekarang menghadap Masjidil Harom
(mimbar ke 2).
Tapi sekarang ; mimbar yang menghadap
Masjidil Aqso sudah dihilangkan sehingga tidak ada tanda lagi bahwa masjid ini
memiliki 2 kiblat, sehingga sudah hilang nilai sejarahnya. “Masjid qiblatain”
hanyalah tinggal sebuah nama saja, mimbarnya tinggal 1, sepantasnya namapun berubah
menjadi Masjid Qiblat, karena mimbarnya hanya satu.
3. Parit (Khandaq) – yang pernah
digunakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk menghalau musuh
dalam peperangan Khandaq atau Ahzab- pada tahun 1993 masih ada berupa gundukan
tanah yang digali seperti lobang saluran air yang panjang, tapi kini Khandaq
hanya tinggal nama, lokasinya sudah diuruk rata.
4. “Tanah basah” tempat dimana Sayyidina
Hamzah bin Abdul Muthalib terbunuh pada perang Uhud, sekarang sudah ditutup
dengan aspal yang tebal dan dijadikan lokasi parkir kendaraan. Tapi anehnya,
walupun sudah dilapisi dengan aspal, aspalnya tetap basah hingga sekarang
walaupun sudah 14 abad terpanggang sinar matahari. Konon tanah ini tetap
menangis selama-lamanya karena ditumpahi darah. Sayyidina Hamzah bin Abdul
Muthalib ra, adalah seorang yang sangat gagah berani di medan Uhud, dan mati
syahid dibunuh oleh budak Hindun, isteri Abu Sufyan, dan ibu dari Muawiyyah.
5. Kota Madinah sebetulnya memiliki
sebuah sumur abadi seperti halnya sumur zam-zam di Makkah, perbedaannya kalau
sumur zam-zam itu asalnya adalah peninggalan Nabi Ibrahim AS, ketika Siti Hajar
istrinya mencarikan air untuk memberi minum putranya Nabi Ismail AS.
Tapi kalau di Madinah adalah peninggalan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yang masih tetap mengeluarkan
air hingga sekarang. Namanya adalah sumur “Tuflah”, lokasinya dipinggiran kota
Madinah. Tuflah asal katanya berarti air ludah, konon kata kuncen penjaga sumur
ini, sumur ini dibuat semasa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
dalam perjalanan menuju kota Madinah, namun ketika itu kehabisan persediaan
air.
Akhirnya Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam dengan mu’jizatnya meludahi dengan air ludahnya sendiri
suatu tempat di padang pasir yang gersang itu, dan saat itu juga tanah itu
mengeluarkan air dan hingga sekarang dijadikan sebuah sumur yang airnya sangat
jernih sejernih zam-zam, dan tetap mengalirkan air hingga sekarang. Saya
mencoba minum dan berwudhu dari air sumur ini, memang terasa sangat nikmat
bagaikan meminum air zam-zam.
Tapi sangat disayangkan, sumur ini sudah
jelas sebagai peninggalan sejarah dimasa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam, tidak dilestarikan sama-sekali bahkan dibiarkan saja oleh
Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang beraliran Wahabi sehingga nampak kusam
dan tidak terurus sama-sekali. Mungkinkah kaum Wahabi tidak terlalu suka pada
peninggalan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam?
Kata penjaga sumur ini, kebanyakan
orang-orang yang mengunjungi sumur ini adalah orang-orang Ahlus-Sunnah yang
mencintai Ahlul-Bayt, termasuk Anda, Anda dari Indonesia?, katanya…Tapi maaf,
disini anda tidak boleh berlama-lama melancong, karena setiap 2 jam sekali ada
patroli dari Askar kerajaan dan mata-matanya (spionase) yang mengawasi
orang-orang yang berkunjung kesini. Saya khwatir anda ditangkap oleh tentara
Wahhabi. Maka bila anda sudah minum dan berwudhu silakan anda segera pergi dari
sini. (sumber; barrynuqoba.wordpress.com)