.permalink {border: 1px dotted #EFF0F1; padding: 5px; background: #AAFFA0;-moz-border-radius:5px;} .permalink a {background:none;} img.float-right {margin: 5px 0px 0 10px;} img.float-left {margin: 5px 10px 0 0px;}

ASBIHU NU

SELAMAT DATANG DI BLOG PENGURUS PUSAT ASOSASI BINA HAJI DAN UMRAH NAHDLATUL ULAMA (PP. ASBIHU NU) -- SELURUH PIMPINAN DAN STAF PP ASBIHU-NU MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH HAJI 1436 H SEMOGA MEMPEROLEH BALASAN HAJI MABRUR DAN DITERIMA AMALNYA SERTA SELALU MENDAPATKAN PERLINDUNGAN ALLAH SWT. آمِـــــيْنْ ...آمِـــــيْنْ ... يَا رَبَّ الْعَـــالَمِيْنْ

PP. ASBIHU NU


widget

Iklan

 photo addesign_zpshzefpw5i.gif

Umrah ASBIHU

INDAHNYA UMRAH BERSAMA ASBIHU NU

Dengan tarip yang relatif lebih murah Asbihu-NU menyuguhkan program umrah standar yang cukup memuaskan jemaahnya.

Banyak orang tidak percaya, benarkah dengan tarip di bawah Rp 20 juta umrah bisa dilaksanakan. Ada yang mengatakan bahwa umrah di bawah Rp 20 juta meragukan. Jangan-jangan penipuan berkedok penyelenggara umrah. Atau, jangan-jangan nanti jemaah hanya diajak ke bandara dan setelah itu menunggu tanpa ada kepastian.

Tapi, keraguan itu sama sekali tidak hinggap di jemaah Asbihu-NU. Bagaimana mungkin perusahaan yang mebawa nama besar NU akan melakukan penipuan atau bertindak tidak profesional. Maka, ketika pesawat Lion dengan nomor penerbangan JT 111 mengangkasa dari bandara Soekarno-Hatta pada pukul 11.10 WIB, semakin yakin kebenaran pilihan kami.

Pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 111 Boeing 747-400 mendarat mulus di bandara Raja Abdul Aziz Jeddah, Selasa, 26 Maret, pukul 16.35 WAS. Sekitar 500 penumpang pesawat berucap syukur dan sebagian bersujud syukur.

Pesawat merapat ke Bandara Haji Raja Abdul Aziz dengan bangunannya yang khas, berupa tenda-tenda raksasa. Bandara Haji kini dimanfaatkan juga untuk jemaah umrah karena padatnya bandara international. Sore itu saja ada beberapa maskapai penerbangan yang parkir di bandara tersebut.

Kebijakan pemerintah Arab Saudi menerima jemaah umrah di terminal haji yang khas. Proses sangat cepat tidak seperti biasanya. Kami meninggalkan bandara sekitar magrib. Kami lantas menuju Madinah dengan bus.

Jemaah Asbihu-NU yang berangkat tanggal 26 Maret lalu adalah 31 jemaah asal Purwokerto dan sembilan orang asal Jakarta. Sebanyak 25 jemaah wanita dan 15 jemaah laki-laki. Karena jumlah jemaah semacam itu akhirnya agak sedikit menyulitkan pembagian kamar. Namun, atas kebijakan H. Mahrus, kepala perwakilan Asbihu-NU Madinah, semua teratasi. Apalagi Hotel Al-Majidi yang menjadi tempat kami di Madinah persis bersebelahan dengan masjid. Kami bukan jendela langsung terlihat masjid.

Selama di Madinah jemaah sangat senang dan bahagia mendapat tempat yang tak disangka. Makanan juga cukup sesuai dengan selera kami. Jemaah hampir bisa dikatakan banyak menghabiskan waktu di masjid untuk ibadah dan ziarah ke makam Rasulullah.

Hari ketiga kami lakukan untuk berziarah ke padang dan gunung Uhud, masjid Quba, masjid Qiblatain, Khandaq, dan lain sebagainya. Sayangnya, supir bus lebih suka mengarahkan bus ke kebun korma mengharap jemaah belanja. Padahal, harga di situ sangat mahal bisa disebut dua kali lipat dibanding di kota sendiri. Tapi, apa boleh buat, banyak jemaah yang terjebak keburu membeli oleh-oleh yang mahal. Memang, untungnya di seini kita bebasn makan apa saja yang dijual serta disuguh teh hangat.

Cuaca panas membuat kami tak banyakkeluyar untuk menikmati Uhud selain salat di Masjid Quba. Apalagi banyak jemaah yang sudah cukup berusia. Sehingga dengan alasan membuiru salat lohor di masjid Nabawi beberapa paket wisata hanya bisa dilihat dari dekat tidak berhenti.

Perluasan Masjid Nabawi yang seperti diisyaratkan Raja Abdullah agar menampung sekitar 1,6 juta jemaah itu, belum terlihat. Raja meminta agar pembangunan itu berlangsung dua tahun. Beberapa hotel sudah dikirimi surat bahwa pembangunan perluasan akan mengena ke wilayah utara. Beberapa hotel mewah akan menjadi korban untuk itu.

Suasana Madinah seperti dipenuhi jemaah Indoensia dan Malaysia. Gharian Arab News melaporkan bahwa jemaah asal Asia mendominasi jemaah umrah saat ini. Meski terluhat jemaah umrah asal Turki, Iran, Afrika, dan negara Arab lainnya, namun mash di bawah jumlah jemaah umrah asal Asia. Baik Asia Tenggara atau Asia Tengah. 

Hari keempat kebetulan jatuh pada hari Jumat. Usai salat jumat kita harus langsung mengenakan pakaian ihram karena langsung ke Mekah melalui miqat Bir Ali. Perjalanan menuju Mekah memakan waktu sekitar 5 jam. Kami istirahat sebentar di tempat peristirahatan dekat Wadi Qudaid. Sebagian kami ada yang makan martabak dan hanya minum teh. Memang, waktu sudah menunjukkan jam makan malam. Tapi. Karena nanti di Mekah disediakan makan di hotel, sejumlah jemaah mengekang keinginan. Sebab, Mekah tinggal menunggu sekitar dua jam lagi.

Sepanjang perjalanan talbiyah dikumandangkan serta selawat yang dipimpin Kiai Muslih. Sampai di Mekah jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Sejumlah jemaah langsung menyantap makan malam yang lumayan lezat sebelum memikirkan kamarnya. Pada dini hari itu pula kami semua melaksanakan umrah hingga waktu Subhuh tiba. Jemaah menatap jam Mekah yang perkasa dengan penuh takjub.

Umrah di tengah malam atau dini hari memang seharusnya dihindari karena ritme tubuh kita tengah mengalami penurunan. Pada saat itu tubuh kita tengah membutuhkan istirahat. Tapi, banyak jemaah yang tak sabar yang ingin segera tahallul sehingga terbebas dari hambatan ihram. Dampaknya keletihan memuncak. Padahal, jika mau bersabar setelah Subuh, tubuh kita akan lebih fit dan tak terasa letih. Memang, saat-saat seperti mataf (tempat tawaf) yang sangat padat.

Hari-hari di Mekah dimanfaatkan untuk ibadah. Pada hari kelima jemaah menghabiskan waktu di Mekah. Sebagian ada yang melaksanakan umrah kedua kalinya, terutama jemaah asal Purwokerto. Sebagian yang lain mengambil umrah pada hari keenam yaitu hari Ahad dengan memanfaatkan tour ke sejumlah tempat ritual haji dan miqat umrah Ji’ranah.

Pada saat sebagian yang lain melaksanakan umrah ke ji’ranah, sebagian kami melakukan tour sekitar Mekah, yang kalau digali sebenarnya banyak sekali. Pertama kita kunjungi tempat kelahiran Rasulullah yang kini diubah menjadi perpustakaan, melihat istana Jabal Qubais, dan seharusnya juga ke masjid Jin dan lain sebagainya. Namu karena panas yang menyengat dan waktu yang mulai masuk waktu sakat Lohor, terpaksa dibatalkan.

Umrah sore hari yang kami lakukan memang terasa sangat menyenangkan karena tubuh dalam keadaan siap. Tidak ada letih yang mendera setelah melaksanakan umrah selama sekitar 2 jam itu.

Hari kedelapan kami siap-siap menuju Jeddah dan kembali ke Tanah Air. Tawaf wadak dilaksanakan setelah salat Subuh. Do sinilah kami banyak menangis memohon untuk bisa kembali baik untuk menunaikan umrah atau haji. Sebagian jemaah yang belum haji membulatkan niatnya untuk mendaftar haji.

Di Mekah, pembimbing ibadah kami KH Muslih asal Purwokerto mendapat musibah. Istrinya, Hj. Siti Hafshoh binti Mubarak wafat dalam usia 61 tahun pada 31 Maret lalu di Sukaraja, Banyumas. Almarhumah terkena stroke sejak dua tahun lalu. Kiai Muchlis tampak tabah. Karena perjalanan tour sekitar Mekah diiringi tahlilan.

Nah, barang bawaan kami membengkak dari sejumlah 41 bagasi menjadi lebih 100 bagasi, itu belum dihitung air Zamzam hyang masing-masing mendapat 10 liter. Maklum, semua itu oleh-oleh. Kami salut dengan penerbangan Lion yang tak membatasi barang bawaan kami. Terus terang ini kami hargai dan kami acungi jempol karena tak membatasi barang bawaan jemaah.

Sayangnya di Jeddah jemaah tak mampir di Balad, pusat perbelanjaan tertua di Jeddah. Jemaah yang semula dijanjikan bisa melewati makam Ibunda Hawa, tak jadi, pengemudi mengemukakan berbagai alasan. Akhirnya bus istirahat lama di masjid terapung.

Sejumlah jemaah berseloroh, sebenarnya ini bukan masjid terapung. Yang benar adalah masjid jorok, karena bangunannya menjorok ke laut. Di sini disediakan makan siang dan sejumlah jemaah menikmati bakso ala Arab yang taripnya 5 Riyal. Jemaah masih bisa melengkapi oleh-oleh dan juga menghjabiskan sisa riyal di sini.

Di bandara haji Jeddah, sejumlah jemaah menyerbut Explora Dept store yang menjual barang-barang impor tanpa cukai. Sekitar 4 jam menunggu di bandara haji ini. Pesawat pulang tepat waktu dan pada hari kesembilan kami kembali ke tanah Air sekitar pukul 08.00 pagi.
Alhamdulillah ya Rabb. (MH)
   


No comments :

Post a Comment