Tahun 2020 Mekah akan Bisa Menampung 5 juta Jemaah Haji
Pembangunan di Mekah mengarah pada kemampuan mengakomodasi
jemaah haji hingga 5 juta orang dan sekitar 25 juta jemaah umrah.
Jemaah haji yang menunggu pemberangkatan hingga tahun 2020 tak perlu
gusar, bahkan bersykurlah. Sebab, pada tahun 2020 itu, atau sekitar 8 tahun
lagi, pembangunan kota suci Mekah sudah mencapai puncaknya. Semua bangunan dan
super blok selesai dan kita tinggal menikmati dan mengagumi kemegahannya.
Tapi, jangan heran jika Mekah kemudian menjadi kota paling mahal
di dunia. Memang, pemerintah Arab Saudi tetap akan mengalokasikan pemondokan
untuk jemaah miskin yang diambilkan dari tanah wakaf Masjidil Haram, meski
harus bersedia menrima kenyataan jauh dari Masjidil Haram.
Sejak diresmikan jam Mekah pada awal Ramadhan tahun 1421
Hijriyah atau tahun 2010 lalu, wajah Mekah telah berubah. Apalagi sejak itu
muncul ide untuk mewujudkan waktu Mekah sebagai waktu yang melekat bagi umat
Islam di dunia. Namun, keinginan ini belum terlaksana, selain pada beberapa negara
di Timur Tengah.
Kita juga akan dikejutkan dengan perkembangan pembangunan
wilayah Mekah yang sangat mencengangkan. Bahkan, selesainya pembangunan jamarat
tahun lalu membaut perhajian semakin mudah dan menyenangman. Tidak ada lagi
kata khawatir terjadi bentrok dan benturan antar jemaah saat melempar jamarat.
Bahkan, Arab Saudi untuk mendukung 5 sampai 10 juta jemaah haji akan membangun
tingkat Arafah.
Jemaah haji kita mungkin tak lama menunggu antre keberangkatan.
Bahkan sangat mungkin kuota kita akan bertambah menjadi 500.000 jemaah haji
yang akan nanti justru akan menjadi masalah baru bagi pemenuhannya jemaahnya
setelah semua jemaah tunggu diberangtkatkan.
Tak hanya itu, 5 juta jemaah haji juga akan memaksa Arab Saudi
membuka bandara-bandara baru untuk memenuhi hajat Mekah dan Madinah. Jika kini
untuk melayani jemaah haji sebanyak 2 juta saja kesibukan sudah sedemikian
padat, apalagi jika melonjak dua atau tiga kali lipat. Penerbangan bukan sesuatu
yang mudah akhir-akhir ini.
Memang sangat mungkin jemaah haji akan diterbangkan dengan
pesawat super raksasa A380 yang mampu mengangkut 850 jemaah haji sekaligus.
Masalahnya, di bandara Soekarno Hatta sendiri saja belum tersedia terminalnya.
Jika saja nantinya dibangun, biaya penerbangan akan semakin mahal karena
nantinya penerbangan akan dilakukan secara hub and spoke, Semua
penerbangan akan ditujukan ke Jakarta dan dari sana kemudian penerbangan
dilanjutkan ke Jeddah atau Madinah.
Bahkan, jika mungkin tahun 2020
mendatang, jemaah akan datang dengan multi moda transportasi. Kapal laut akan
mungkin dihidupkan lagi sebagai pilihan karena tak tertampungnya jemaah melalui
udara. Hal ini tentu akan meramaikan pelabuhan Islam Jeddah atau pelabuhan
industri Yanbu’ yang selama ini baru dimanfaatkan jemaah haji asal Mesir saja.
Bagaimana dengan Mekah sendiri? Kota ini akan menjadi kota
termahal di dunia. Jika selama ini jemaah haji membayar 4.000 Riyal untuk masa
tinggal 20 hari di apartemen sederhana, artinya sehari harus dibayar 200 Riyal
atau Rp 500.000 perorang. Sementara hotel bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Kini, penduduk asli Mekah mulai terpinggirkan karena tak kuasa
menghadang arus pemilik modal yang benafsu membangun hotel di Mekah. Nama-nama
investor besar perhotelan seperti JWMarriot, Swiss Belhotel, Hilton, Kempinsky,
dan lain sebagainya semakin menceramkan kuku panjangnya di Tanah Suci.
Melenceng
Pembangunan Mekah ini dinilai mulai jauh melenceng sebagai kota
suci. Harian New York Times pernah mengritik pembangunan Mekah yang tak sesuai
dengan tujuan jutaan umat ke sana. Pembangunan Mekah yang dicanangkan adalah
pembangunan berskala nafsu yang tidak rasional. Mekah tak ubahnya Paris, London,
New York atau Tokyo. Bangunan dan barang mewah dijual untuk jemaah haji. Sementara
pedagang tradisional terpinggirkan jauh berkilo-kilo meter dari pusat kota Mekah.
Untuk pembenaran tujuan itu, pemerintah Mekah terpaksa harus menghancurkan
bangunan-bangunan tua meski sudah dilindungi Unesco sebagai situs yang wajib
dijaga. Benteng peninggalan Usmani (Ottoman) abad ke 18 harus rela hilang dari
sergapan mata setiap memandang ke arah selatan Masjidil Haram. "Ini
merupakan bentuk komersialisasi rumah Allah, " komentar Sami Angawi,
arsitek Arab Saudi yang tengah menggarap riset tentang perhajian.
"Bayangkan saja, bangunan yang berada dekat masjid berdiri
apartemen mewah yang disewakan pada pihak swasta selama 25 tahun. Jadi, jika
anda ingin mendekat Masjidil Haram maka anda harus membayar tiga kali lipat
dari sekarang," katanya.
Menurutnya, orang ke Mekah bukan untuk tidur di tilam mewah dan menghabiskan
miliaran riyal untuk belanja. Mereka datang ke Mekah hanya untuk beribadah yang
mementingkan untuk tinggal lama besimpuh di masjid. Hal ini membuat umat Islam
akan terasing sendiri di rumah ibadahnya. "Dari pandangan arsitek, dan
pejabat pemerintah, motif dari pembangunan kota Mekah adalah uang. Buah
keinginan untuk mengeruk keuntungan dari kota yang sangat disucikan,"
kritiknya.
Surat kabar itu juga menambahkan ekploitasi secara berlebihan
kota Mekah dapat mengancam keberadaan peninggalan Nabi Muhammad SAW. Mentalitas itu yang dinilai NY Times membagi
kota suci Mekkah. "Sepanjang
pengamatan dapat terlihat bangunan mewah dan ekslusif mengelilingi masjid suci
dan membuat kaum miskin kian terpinggirkan," katanya.
Mekah memang akan melampaui Amerika Serikat dan Eropah. Eropah
dan Amerika Serikat yang tengah mengalami krisis keuangan menjadi kebalikan dari
Arab Saudi yang menikmati harga lonjakan tinggi minyak bumi. Bangunan di Mekah
menajdi bangunan termegah dan termahal untuk ukuran arsitektural.
Diakui, pemerintah Mekah berusaha agar bangunan baru tetap dekat
dengan watak kota Mekah. Seperti bandara haji di Jeddah yang memiliki bentuk
kuat serasi dengan watak Arab.
Jemaah haji yang pernah ke Mekah pada awal tahun 2000-an, kini
dia akan keilangan kenangan. Tak da lagi Pasar Seng yang sangat terkenal dan
dekat dengan hati jemah haji Asia Tenggara itu. Untuk pengembangan mataf (tempat
tawaf) zumur Zamzam yang dulu bisa dimasuki dan dilihat dari dekat, ditutup.
Bahkan pernah muncul wacana untuk membongkar tempat kelahiran Rasulullah
yang sekarang menjadi perpustakaan Masjidil Haram itu. Diangankan dalam wacana
itu, nantinya tempat kelahiran Nabi Muhammad yang dalam banyak pendapat merupakan
tempat mustajab untuk doa itu, hanya nantinya ditandai sebuah batu besar di
lobby hotel, yang tertulis di atasnya: di sini tempat dilahirkan NabiMuhammad
SAW. Kelewatan.
Untungnya keinginan itu gagal, seperti kegagalan atau
diurungkannya keinginan Raja Abdul Aziz menggusur rumah kelahiran Rasulullah di
awal kekuasaannya setelah diganti sebuah istana oleh penduduk Mekah.
Orang tak bisa lagi menyaksikan
eksotika Jabal Omar dan Jabal khandama karena sudah diratakan dan dijadikan bangunan
apartemen pencakar langit, hotel bintang lima, dan mal. Begitu juga Jabal Omar
di barat daya masjid yang dari situ diperoleh areal seluas 23 hektar dibangun
untuk hotel dan mal, yang sama sakali asing bagi rakyat kecil. Sementara istana
raja yang ada di Jabal Qubais tampak dipertahankan karena biasa dipergunakan
keluarga kerajaan bila ingin ke Masjidil Haram.
Di sebelah utara masjid ada sekitar
seribu rumah dan hotel yang dirobohkan. Lokasi ini meliputi wilayah Jabal
Samiya. Untuk memindahkan mereka, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan biaya tak
kurang dari SR 6 miliar (sekitar Rp 16 triliun). Pemilik bangunan harus
menerima keputusan tanpa syarat. Di situ sudah tidak ada satu pun bangunan yang
berdiri.
Sebagai perluasan Masjidil Haram
tanah bekas bangunan itu harus dikeruk hingga sejajar dengan masjid. Bahkan,
harus digali hingga beberapa lantai untuk memancangkan tiang. Pekerjaan inilah
yang membutuhkan waktu paling lama. Sudah setahun ini belum juga kelar.
Penggusuran rumahnya sendiri hanya memakan waktu beberapa bulan. Tentu dengan
peralatan yang serba canggih. Hotel-hotel besar dihancurkan dengan dinamit.
Yang membutuhkan waktu lama justru
pengerukan tanahnya. Itulah bukit batu yang sangat keras. Nyaris seluruh
bangunan semula berdiri di atas sebuah batu besar. Kini batu itu harus
disingkirkan. Untuk menghancurkannya tidak cukup menggunakan satu dua dinamit.
Sebelum jemaah haji datang, hampir setiap hari terdengar ledakan-ledakan bom.
Sekarang ledakan itu sudah berhenti. Yang dilakukan tinggal menyingkirkan
bongkahan batu-batu besar tersebut.
Membuang batu-batu tersebut juga
tidak mudah. Bukan hanya Jabal Khandama dan Jabal Omar di sekita Masjidil Haram
yang dihancurkan. Bukit-bikit lainnya pun dipotong untuk rumah-rumah flat baru.
Sementara itu, kota Mekah sudah tidak ada lagi tanah datar. Maka
bongkahan-bongkahan gunung harus diangkut ke luar kota. Material itu dibuang ke
celah-celah bukit.
Hiruk pikuk alat-alat berat tak
mengganggu jemaah yang sedang beribadah di Masjidil Haram. Pelaksana proyek
sekarang lebih pintar. Setiap kali dilakukan pengerukan selalu disertai
penyemprotan dengan air. Sehingga debu tak lagi beterbangan ke masjid. Di situ
akan disediakan ruang terbuka yang bisa dipakai salat untuk 200 ribu jemaah
mengikuti imam di depan kakbah.
Pembangunan yang tengah dikerjakan
ini juga mengakibatkan kemerosotan moral. Pemalsuan air Zamzam merajelela.
Memang, Pemerintah Arab Saudi tidak ingin jemaah haji tertipu. Razia bukan
hanya dilakukan terhadap pedagang kaki lima. Toko-toko milik warga Arab tak
luput dari pemeriksaan. Banyak minuman, air zam-zam palsu, pakaian, souvenir
yang disita.
Tapi, penggusuran sekitar Masjidil
Haram itu menimbulkan peluang baru bagi warga Arab dan mukimin. Jiwa-jiwa
dagang bangkit. Di sekitar pondokan banyak bermunculan tok-toko baru. Di situ
jemaah bisa mendapatkan aneka tasbih, surban, sajadah, kurma, dan oleh-oleh
khas Arab lainnya.
Bahkan, jika mungkin tahun 2020
mendatang, jemaah akan datang dengan multi moda transportasi. Kapal laut akan
dihidupkan lagi dan akan meramaikan pelabuhan islam Jeddah atau pelabuihan
industri Yanbu’.
No comments :
Post a Comment